Warga Desa Way Areng, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, digemparkan oleh peristiwa tragis pembunuhan seorang bayi berusia enam bulan, yang diduga dilakukan oleh ibu kandungnya, UM, pada Sabtu pagi (11/1/2025).
Kapolres Lampung Timur, AKBP Benny Prasetya, bersama Kapolsek Mataram Baru, Iptu Rudi, mengungkapkan bahwa korban, seorang bayi perempuan berusia enam bulan, dibunuh oleh ibunya, UM (40), di kediaman mereka sekitar pukul 04.00 WIB.
Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, diduga ibu korban mengalami depresi akibat masalah rumah tangga, terutama karena suaminya dikabarkan akan menikah lagi. Dalam kondisi tertekan, UM diduga membacok kepala putrinya dengan golok hingga meninggal dunia. Setelah itu, pelaku mencoba mengakhiri hidupnya dengan menyayat tangan kiri dan menenggak racun semut.
Keluarga dan warga yang mengetahui kejadian tersebut segera menghubungi polisi dan tim medis. Saat ini, Polres Lampung Timur masih menangani kasus ini. Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah, mengonfirmasi bahwa tim kepolisian telah melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi.
"Kami menduga pelaku menghilangkan nyawa anaknya yang masih bayi, kemudian mencoba bunuh diri dengan meminum racun serangga," jelas Kombes Umi.
Tim forensik menemukan luka bacok di tubuh bayi dan luka sayat pada tangan pelaku, serta racun serangga di lokasi kejadian.
Salah satu saksi yang merupakan anak pelaku menyebutkan bahwa ibunya sempat meminum racun setelah kejadian tersebut.
Kombes Umi menambahkan, "Kami menduga pelaku mengalami depresi pasca melahirkan, yang dikenal dengan baby blues syndrome."
Keterangan warga menyebutkan bahwa pelaku mengurus tiga anaknya sendirian sementara suami bekerja di luar kota.
Pelaku kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Penyidikan lebih lanjut akan dilakukan setelah kondisinya memungkinkan.
"Kami akan terus mendalami kasus ini dan menunggu pelaku pulih untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap," tambah Kombes Umi.
Polda Lampung mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap kondisi psikologis ibu setelah melahirkan.
"Kami mengajak keluarga dan lingkungan sekitar untuk lebih peka terhadap kondisi ibu yang baru melahirkan, agar potensi depresi bisa segera ditangani," tutup Kombes Umi.
Red